Sunday, February 20, 2011

Wine Dari Buah Pisang

Pisang merupakan salah satu jenis buah-buahan yang paling umum dikenal oleh masyarakat. Setiap masyarakat sudah dapat dipastikan mengetahui kelezatan buah pisang. Daging bauh pisang diolah sebagai makanan selingan, seperti pisang goreng, kripik, roti, kolek, sale, dan sebagainya. Sedangkan, kulit buah pisang tidak banyak dimanfaatkan atau diolah, sehingga merupakan sampah yang terbuang dan hanya mengganggu kelestarian lingkungan. Padahal kulit buah pisang mengandung komposisi kimia yang bernilai gizi. Kondisi seprti ini banyak ditemukan di kompleks pemukiman dimana terdapat banyak pedagang kaki lima yang dagangannya menggunakan bahan buah pisang. Salah satunya di Kelurahan Pemecutan – Denpasar.
Ditinjau dari komposisi kimianya, kulit buah pisang tidak jauh berbeda
dengan daging pisangnya. Sebagai contoh, komposisi buah pisang dan kulit buah pisang dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Komposisi Kimia Daging dan Kulit Buah Pisang ( per 100 g)
Unsur
Buah Pisang per 100 gram
Kulit Buah Pisang per 100 gram
Air
65,8 mg
70,10 %
Karbohidrat
31,8 mg
20,10 %
Lemak
0,2 mg
3,20 %
Protein
1,2 mg
0,45 %
Kalsium (Ca)
10 mg
810 mg
Pospor (P)
22 mg
105 mg
Besi (Fe)
0,8 mg
1,9 mg
Vitamin A
950 mg
0,10 mg
Vitamin B
0,06 mg
0,18 mg
Vitamin C
10 mg
12,50 mg
Manudjin, 1983
Karbohidrat dapat diolah menjadi minuman beralkohol, seperti: wine, arak, dan sebagainya. Dengan demikian, kulit buah pisang yang mengandung cukup banyak karbohidrat, tentu dapat diolah menjadi wine.
Wine adalah minuman yang populer di beberapa negara di dunia. Negara-negara yang mengkonsumsi wine paling banyak adalah: Prancis, Italia, Amerika Serikat, Jerman, Spanyol, Argentina, Rusia dan Rumania, sedangkan negara-negara yang paling banyak memproduksi wine adalah: Prancis, Italia, Amerika Serikat, dan Australia. Produksi wine secara global dan konsumsi wine diprediksikan akan menanjak. Produksi wine bakalan tumbuh 3,83% sepanjang 2008-2012 menjadi 3 miliar krat. Sementara itu konsumsi wine dunia akan membengkak sebesar 6% pada 2008-2012 mencapai 2,8 miliar krat. Wine merupakan minuman dengan kadar alkohol antara 12-14 % volume yang dibuat melalui proses fermentasi gula (Soempeno, 2008).
Proses pembuatan wine terdiri dari tiga tahap. Pertama, pembuatan stater yang bertujuan untuk memperbanyak khamir, sehingga enzim yang dihasilkan lebih banyak dan melatih ketahanan khamir dalam kondisi adonan. Kedua, pembuatan sari kulit buah pisang, yaitu campuran air, kulit buah pisang, dan gula pasir. Ketiga, fermentasi sari kulit buah pisang dengan stater. Sebagai minuman beralkohol wine mempunyai beberapa manfaat bagi kesehatan seperti, menurunkan dan menjaga kadar kolesterol, mengurangi resiko penyakit jantung, kanker payudara, kanker prostat, dan menghambat pertumbuhan sel kanker hati (sutomo,2009). Institut Karolinska di Swedia melakukan penelitian tentang kebiasaan minum wine. Hasilnya sungguh diluar dugaan. Mereka yang sesekali mengkonsumsi wine, memiliki resiko mati muda kurang dari 33% dibanding yang tak pernah mengkonsumsi wine. Sedangkan mereka yang rutin meminum wine memiliki resiko kematian akibat kanker dan penyakit jantung lebih rendah secara signifikan.
Kota Denpasar merupakan salah satu kota di Bali yang memiliki kepadatan penduduk yang sangat tinggi. Secara geografis Kota Denpasar terletak di sebelah selatan Pulau Bali. Kota Denpasar yang memiliki luas hanya 127,88 Km2 saat ini telah dihuni sekitar 800.000 orang pada siang hari dan 600.000 orang pada malam hari, sedangkan daya tampung ideal Kota Denpasar hanya 200.000-250.000 jiwa dengan kepadatan penduduk sudah mencapai 4.537 jiwa/Km2 sesuai data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Denpasar, ini artinya Kota Denpasar sudah sangat padat, bagaikan sebuah kapal bermuatan penuh mengarungi samudra bergelombang, beban Kota Denpasar saat ini sangat berat. Sebagian besar masyarakat Kota Denpasar bermata pencaharian sebagai pegawai negeri, wirausaha dan pedagang, salah satunya adalah pedagang kaki lima dengan memproduksi pisang goreng. Keadaan perekonomian sebagian besar masyarakat Kota Denpasar memang sudah cukup mapan terkecuali keadaan perekonomian masyarakat kelompok pedagang kaki lima khususnya pedagang pisang goreng yang berpenghasilan rata-rata Rp. 500.000 per-bulannya (berdasarkan hasil wawancara beberapa pedagang pisang goreng di Kelurahan Pemecutan, 2009).
Selain itu, dari hasil observasi yang telah dilakukan, pedagang kaki lima khususnya pedagang pisang goreng di Kelurahan Pemecutan memang cukup banyak yaitu, 15 pedagang dengan pengunaan rata-rata 20 kg pisang tiap harinnya (berdasarkan hasil wawancara beberapa pedagang pisang goreng di Kelurahan Pemecutan, 2009), sehingga limbah kulit pisang yang dihasilkan sangat banyak dan secara tidak langsung dapat menganggu kebersihan Kota Denpasar. Pemerintah dan pedagang kaki lima khususnya pedagang pisang goreng di Kelurahan Pemecutan belum memanfaatkan limbah kulit pisang secara optimal. Ini mengakibatkan limbah kulit pisang hanya menjadi sampah yang mengganggu kebersihan kota Denpasar sebagai salah satu kota budaya. Terkait dengan limbah kulit pisang yang belum dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di Kelurahan Pemecutan – Denpasar, maka penulis merencanakan untuk memberikan penyuluhan dan pelatihan tentang pemanfaatan kulit buah pisang untuk pembuatan wine yang berkualitas dan memiliki nilai ekonomis tinggi.
Melalui penyuluhan dan pelatihan pembuatan wine berbahan baku kulit buah pisang dengan memberdayakan kelompok pedagang kaki lima khususnya pedagang pisang goreng di Kelurahan Pemecutan – Denpasar, di harapkan dapat menambah penghasilan kelompok pedagang pisang goreng, sekaligus dapat memanfaatkan kulit buah pisang sabagai bahan baku wine untuk mengatasi permasalahan lingkungan yang disebabkan oleh sampah kulit buah pisang.

Kertas Dari Pohon Rontal

Pohon rontal (Borassus flabellifer) adalah jenis tanaman yang banyak hidup dan dikembangkan di daerah tropis atau daerah kering yang biasanya hidup di daerah pesisir pantai sampai dataran tinggi.Tanaman rontal ini tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Bali sudah sangat melegenda. Hal ini disebabkan karena daun tanaman ini dipergunakan sebagai suatu alat tulis seperti halnya kertas yang biasa digunakan oleh para leluhur masyarakat Bali untuk menulis sejarah (badbad) , kitab suci, dan sastra yang dikenal dengan nama Lontar (cakepan n’tal). Tanaman ini memang memiliki daya guna (manfaat) yang sangat banyak , mulai dari batang, daun, buah, tandan bunga(dalam bahasa Bali disebut puji), Pelepah (tangkai daun), serta akar.
Batang tanaman rontal ini dapat diolah menjadi balok kayu (susuh) sebagai bahan bangunan. Daunnya digunakan untuk membuat kerajinan tangan berupa anyaman atau hiasan lain yang mempunyai nilai seni tinggi,yang paling penting bagi masyarakat Bali (Hindu) adalah nilai religiusnya . Karena digunakan sebagai bahan baku membuat kelengkapan upacara agama seperti canang, tamas, tamyang dan lain-lain serta untuk kerajinan seni seperti pajegan hias, dapat juga digunakan sebagai atap rumah. Buahnya bisa langsung dimakan atau dimanfaatkan sebagai pakan ternak, tandan bunga selain digunakan obat pegal linu, lebih sering disadap untuk diambil air niranya(tuak), yang merupakan bahan baku pembuatan gula merah serta minuman beralkohol seperti tuak dan arak. Pelepahnya bisa digunakan sebagai kandang tradisional (ternak) dan lapisan kulit luar (mengandung lignin)
digunakan sebagai produk kerajinan seperti keranjang, dan bakul. Sabut buah rontal biasanya digunakan sebagai pewangi dalam pembuatan kue. Akan tetapi, sedikit sekali warga yang melihat peluang ini untuk mengembangkannya.
Salah satu daerah yang mempunyai jumlah penyebaran tanaman rontal adalah di Desa Kubu, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Bali. Dari nama salah satu dusun di desa tersebut yaitu Desa Kubu, yang di dalamnya mengandung kata n’tal (bahasa Jawa) yang berarti pohon rontal , ternyata daerah ini banyak memiliki tanaman rontal yang tersebar merata. Dengan jumlah tanaman rontal yang cukup banyak, seharusnya masyarakat di daerah ini mampu memanfaatkan dengan optimal. Namun kenyataannya masih banyak pohon rontal yang kurang dimanfaatkan secara optimal, misalnya daun rontal yang dimanfaatkan untuk kerajinan tangan atau hiasan lain belum mampu menembus pasar bebas dan hanya berkembang di daerah lokal saja, karena kualitas dari produk tersebut masih rendah dan pemanfaatannya masih sederhana. Padahal masih banyak kegunaannya yang mungkin dikembangkan oleh masyarakat setempat sebagai produk seni yang memiliki kualitas tinggi dan bernilai ekonomis untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Berdasarkan kenyataan tersebut di atas, maka penulis merasa tertarik dan terketuk untuk menulis sekaligus memberikan alternatif tentang cara pembuatan kertas dari daun rontal sebagai produk seni untuk meningkatkan daya saing pariwisata di Desa Kubu sebagai pendukung objek wisata di Kecamatan Kubu (seperti objek wisata Tulamben dan sekitarnya). Daun rontal memiliki kandungan selulosa yang tidak kalah banyak dengan pohon pinus yang digunakan sebagai bahan baku kertas, sehingga daun rontal juga bisa digunakan sebagai bahan baku membuat kertas.
Mengapa harus daun rontal?, karena berdasarkan beberapa pertimbangan diantaranya daun rontal bisa diambil dari pohonnya tanpa menebang pohonnya sehingga kelestarian lingkungan tetap terjaga (ramah lingkungan), biaya yang dibutuhkan dalam memproses daun rontal menjadi kertas lebih murah daripada bahan baku kertas dari pohon pinus, keberadaan pohon rontal yang cukup banyak di Desa Kubu. Pembuatan kertas dari pohon pinus ternyata menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan yaitu lingkungan menjadi rusak dan ekosistem di habitat tersebut banyak yang punah, walaupun dilakukan penghijauan (reboisasi) ini akan membutuhkan waktu lama (puluhan tahun) untuk memperoleh pohon pinus yang siap panen. Oleh karena itu, penulis mencoba mencarikan alternatif bahan baku kertas yang tetap ramah lingkungan dimana lingkungan tetap lestari sehingga pariwisata sebagai salah satu aset daerah di Kecamatan Kubu tetap terlindungi. Produk kertas dari daun rontal ini bisa dalam bentuk kertas biasa maupun kertas seni. Kertas seni yang dimaksud berupa album,lukisan, dan produk seni lainnya yang nantinya di pasarkan di daerah pariwisata baik lokal maupun luar daerah atau bahkan ke luar negeri sehingga diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Kubu dan sekitarnya.

”Inovasi Kertas dari Serat Bambu Air

Tulisan ini ingin menyumbangkan ide tentang ”Inovasi Kertas dari Serat Bambu Air (Thypa Angustifolia). Sumbangan pemikiran ini beranjak dari sebuah realita di lapangan bahwa seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi kebutuhan akan kertas terus meningkat seperti kertas yang biasa digunakan dalam perkatoran, sekolah-sekolah, perusahaan-perusahaan dan lain-lain. Kertas merupakan sesuatu yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia dengan segala aktivitas kesehariannya. Pada umumnya produksi kertas di Indonesia, bahan bakunya bersumber dari serat pohon pinus dan serat pisang abaka. Namun kedua tanaman ini membutuhkan perawatan yang khusus dan waktu pembudidayaan lebih cukup lama agar diperoleh kualitas serat yang bagus, sedangkan di satu sisi kebutuhan akan kertas terus meningkat dengan pesat sehingga terjadi eksploitasi hutan secara besar-besaran. Beberapa dampak negatif yang ditimbulkan dari eksploitasi hutan industri secara besar-besaran adalah terjadinya tanah longsor pada musim hujan dan terjadi kekeringan pada musim kemarau, sumber air tanah berkurang, serta terjadi pemanasan Global (Global Warming).
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka perlu dicarikan bahan baku alternatif kertas yang kualitas seratnya tidak jauh berbeda dengan serat pohon pinus maupun serat pisang abaka. Salah satu tanaman alternatif yang bisa digunakan sebagai bahan baku kertas adalah dengan memanfaatkan serat dari tanaman bambu air. Bambu air merupakan rumput liar (tanaman gulma) yang tumbuh dengan cepat di lahan–lahan basah, ladang, dan persawahan di Indonesia. Biasanya tanaman ini dibakar oleh para petani sebelum memulai menggarap lahan pertaniannya. Ada beberapa alasan menggunakan serat bambu air (Thypa angiosfolia) menjadi bahan baku kertas diantaranya: pertama, keberadaan tanaman ini cukup melimpah di Indonesia khususnya di lahan basah; kedua, kerusakan hutan di Indonesia dan dunia semakin memperihatinkan karena sebagian kayunya digunakan sebagai bahan baku kertas; ketiga, tanaman ini memiliki keistimewaan pada batang dan daun yaitu seratnya halus, panjang dan kuat sehingga baik untuk bahan baku industri pembuatan kertas; dan keempat, tidak merusak lingkungan dan biaya yang diperlukan relatif murah.
Tujuan dari tulisan ini antara lain mendeskripsikan potensi tanaman bambu air sebagai bahan baku kertas; mengetahui pemafaatan bambu air (Thypa angustifolia) selama ini oleh masyarakat; menganalisis hubungan pemanfaatan serat bambu air (Thypa angustifolia) menjadi kertas bisa dengan laju kerusakan hutan di Indonesia; dan mendeskripsikan teknik pembuatan kertas dari serat bambu air (Thypa angustifolia).
Adapun metode yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah melalui metode Studi Pustaka (Literatur), dan penelusuran data dan informasi melalui internet, observasi dan wawancara ke lapangan dengan mendatangi salah satu daerah yang memiliki persebaran tanaman bambu air yang dekat dengan tempat penulis yaitu di danau tamblingan, Singaraja (tanggal 23 Desember 2007), kemudian data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Ada beberapa tahap dalam penyusunan karya tulis ini yakni tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir.
Dari dari hasil analisis data di atas dapat ditarik beberapa simpulan diantaranya: Tanaman bambu air (Thypa angustifolia) berpotensi sebagai bahan baku kertas; Selama ini bambu air (Thypa angustifolia) sebagian kecil dimanfaatkan sebagai tanaman hias oleh masyarakat, sebagian dibakar oleh para petani terutama yang tumbuh di areal pertanian dan sebagian besar tumbuh liar; Adanya hubungan antara pemanfaatan serat bambu air menjadi kertas dengan laju kerusakan hutan di Indonesia; Teknik pembuatan kertas dari serat bambu air bisa dilakukan dengan menggunakan soda api (NaOH). Rekomendasi yang diajukan adalah masyarakat dan pemerintah Indonesia seharusnya lebih mengoptimalkan pemanfaatan bambu air menjadi suatu barang dan jasa agar lebih bernilai ekonomis salah satunya menjadi kertas.

Kloning Manusia

Dewasa ini, bumi kita banyak mengalami kemajuan dan perubahan yang berkesinambungan di segala sektor kehidupan. Perkara-perkara baru yang belum dikenal oleh manusia sebelumnya banyak bermunculan. Bahkan, sebelumnya perkara tersebut tidak pernah terbayang akan menjadi sebuah keniscayaan, kini menjadi kenyataan yang tidak bisa dipungkiri lagi. Salah satu dari kemajuan dan perubahan itu, ialah lahirnya satu penemuan baru yang disebut dengan kloning.

Perkembangan teknologi kloning saat ini telah memungkinkan dalam mengkloning mamalia yang lebih kompleks, yaitu manusia. Saat ini diskusi tentang kloning manusia atau rekayasa genetika manusia menjadi isu yang hangat kembali, baik di televisi maupun radio di Amerika Serikat. Para ilmuwan berpendapat bahwa rekayasa genetika membawa revolusi baru untuk membuat generasi manusia lebih baik secara fisik di masa depan. Isu ini membangkitkan perdebatan bagi kalangan tradisionalist dan gereja, sehingga mereka memberikan respons terhadap pencapaian spektakuler ini.
Penulis tertarik memberikan tulisan ini mengingat betapa pentingnya isu ini, meskipun isu ini tidak begitu hangat di Indonesia pada saat ini. Yang jelas perkembangan teknologi maju secara pesat, seperti yang dikatakan oleh Lee Silver, biomolekuler dari Universitas Princeton, “anyone who thinks the technology will move slowly is being naive.”1 Perkembangan ini memberikan pengaruh yang cepat dan luar biasa bagi manusia.
Sejak “Dolly” dihasilkan pada tahun 1997, para ilmuwan mulai mengarahkan diri kembali pada rekayasa genetika manusia, karena mereka berpendapat bahwa paling tidak kemajuan ini dapat memberikan sumbangsih dalam perkembangan dan kemajuan manusia di masa depan. Seperti mimpi bukan? Jikalau kita melihat film-film imaginatif Hollywood tentang manusia masa depan dan sepertinya, impian ini akan terbukti. Ilmuwan berpendapat bahwa pencapaian ini akan membawa manfaat dalam hidup manusia untuk memodifikasi struktur genetik dari penyimpangan genetik dalam diri manusia, dan menghindari organ reproduksi bagi mereka yang tidak dapat memiliki anak melalui cara tradisional.
Pada awal abad dua puluh satu, dunia digegerkan kembali oleh kloning manusia pertama, yaitu bayi 'EVE'. Namun, kloning manusia ini membuat banyak orang kuatir, sehingga perbedaan pendapat, baik pro dan kontra yang mengatasnamakan sains, etika, dan agama pun mencuat.
Semenjak diumumkannya keberhasilan proses kloning domba 'Dolly', reaksi dan kritikan timbul di mana-mana. Saat ini reaksi dan kritikan itu semakin besar, karena kloning kali ini berhubungan dengan manusia. Oleh karena itu, sangat naïf rasanya jika perkara baru ini hanya ditanggapi dan disambut dengan ekspresi kedahsyatan dan penolakan saja, tanpa ada keinginan lebih jauh untuk mengetahui substansi perkara baru tersebut.
Untuk itulah, melalui uraian makalah ini penulis mencoba mengambil topik kloning dalam berbagai perspektif untuk memaparkan pengertian kloning, sejarah munculnya kloning,

Friday, February 18, 2011

GEJALA KLINIS PENYALAHGUNAAN NAPZA

GEJALA KLINIS PENYALAHGUNAAN NAPZA :

1. Perubahan Fisik :


- Pada saat menggunakan NAPZA : jalan sempoyongan, bicara pelo ( cadel ), apatis ( acuh tak acuh ), mengantuk, agresif.

– Bila terjadi kelebihan dosis ( Overdosis ) : nafas sesak, denyut jantung dan nadi lambat, kulit teraba dingin, bahkan meninggal.

– Saat sedang ketagihan ( Sakau ) : mata merah, hidung berair, menguap terus, diare, rasa sakit seluruh tubuh, malas mandi, kejang, kesadaran menurun.

– Pengaruh jangka panjang : penampilan tidak sehat, tidak perduli terhadap kesehatan dan kebersihan, gigi keropos, bekas suntikan pada lengan.

2. Perubahan sikap dan perilaku :


- Prestasi di sekolah menurun, tidak mengerjakan tugas sekolah, sering membolos, pemalas, kurang bertanggung jawab.

– Pola tidur berubah, begadang, sulit dibangunkan pagi hari, mengantuk di kelas atau tempat kerja.

– Sering berpergian sampai larut malam, terkadang tidak pulang tanpa ijin.

– Sering mengurung diri, berlama – lama di kamar mandi, menghidar bertemu dengan anggota keluarga yang lain.

– Sering mendapat telpon dan didatangi orang yang tidak dikenal oleh anggota keluarga yang lain.

– Sering berbohong, minta banyak uang dengan berbagai alasan tapi tidak jelas penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga milik sendiri atau keluarga, mencuri, terlibat kekerasan dan sering berurusan dengan polisi.

– Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, pemarah, kasar, bermusuhan pencurigaan, tertutup dan penuh rahasia.

# PENGARUH PENYALAHGUNAAN NAPZA

NAPZA berpengaruh pada tubuh manusia dan lingkungannya :

1. Komplikasi Medik : biasanya digunakan dalam jumlah yang banyak dan cukup lama. Pengaruhnya pada :
a. Otak dan susunan saraf pusat :

- gangguan daya ingat
- gangguan perhatian / konsentrasi
- gangguan bertindak rasional
- gagguan perserpsi sehingga menimbulkan halusinasi
- gangguan motivasi, sehingga malas sekolah atau bekerja
- gangguan pengendalian diri, sehingga sulit membedakan baik / buruk.

b. Pada saluran napas : dapat terjadi radang paru ( Bronchopnemonia ). pembengkakan paru ( Oedema Paru )
c. Jantung : peradangan otot jantung, penyempitan pembuluh darah jantung.
d. Hati : terjadi Hepatitis B dan C yang menular melalui jarum suntik, hubungan seksual.

e. Penyakit Menular Seksual ( PMS ) dan HIV / AIDS.

Para pengguna NAPZA dikenal dengan perilaku seks resiko tinggi, mereka mau melakukan hubungan seksual demi mendapatkan zat atau uang untuk membeli zat. Penyakit Menular Seksual yang terjadi adalah : kencing nanah ( GO ), raja singa ( Siphilis ) dll. Dan juga pengguna NAPZA yang mengunakan jarum suntik secara bersama – sama membuat angka penularan HIV / AIDS semakin meningkat. Penyakit HIV / AIDS menular melalui jarum suntik dan hubungan seksual, selain melalui tranfusi darah dan penularan dari ibu ke janin.

f. Sistem Reproduksi : sering terjadi kemandulan.

g. Kulit : terdapat bekas suntikan bagi pengguna yang menggunakan jarum suntik, sehingga mereka sering menggunakan baju lengan panjang.

h. Komplikasi pada kehamilan :

- Ibu : anemia, infeksi vagina, hepatitis, AIDS.
- Kandungan : abortus, keracunan kehamilan, bayi lahir mati
- Janin : pertumbuhan terhambat, premature, berat bayi rendah.

2. Dampak Sosial :

a. Di Lingkungan Keluarga :

· Suasana nyaman dan tentram dalam keluarga terganggu, sering terjadi pertengkaran, mudah tersinggung.

· Orang tua resah karena barang berharga sering hilang.

· Perilaku menyimpang / asosial anak ( berbohong, mencuri, tidak tertib, hidup bebas) dan menjadi aib keluarga.

· Putus sekolah atau menganggur, karena dikeluarkan dari sekolah atau pekerjaan, sehingga merusak kehidupan keluarga, kesulitan keuangan.

· Orang tua menjadi putus asa karena pengeluaran uang meningkat untuk biaya pengobatan dan rehabilitasi.

b. Di Lingkungan Sekolah :

· Merusak disiplin dan motivasi belajar.

· Meningkatnya tindak kenakalan, membolos, tawuran pelajar.

· Mempengaruhi peningkatan penyalahguanaan diantara sesama teman sebaya.

c. Di Lingkungan Masyarakat :

· Tercipta pasar gelap antara pengedar dan bandar yang mencari pengguna / mangsanya.

· Pengedar atau bandar menggunakan perantara remaja atau siswa yang telah menjadi ketergantungan.

· Meningkatnya kejahatan di masyarakat : perampokan, pencurian, pembunuhan sehingga masyarkat menjadi resah.

· Meningkatnya kecelakaan.

Jenis-Jenis NAPZA dan Penyalahgunaanya

PENYALAHGUNAAN NAPZA :

Di dalam masyarakat NAPZA / NARKOBA yang sering disalahgunakan adalah :

1. Opiada, terdapat 3 golonagan besar :

a. Opioda alamiah ( Opiat ) : Morfin, Opium, Codein.

b. Opioda semisintetik : Heroin / putauw, Hidromorfin.

c. Opioda sintetik : Metadon.

Nama jalanan dari Putauw : ptw, black heroin, brown sugar.

Heroin yang murni berbentuk bubuk putih, sedangkan yang tidak murni berwarna putih keabuan.

Dihasilkan dari getah Opium poppy diolah menjadi morfin dengan proses tertentu dihasilkan putauw, yang kekuatannya 10 kali melebihi morfin.Sedangkan opioda sintetik mempunyai kekuatan 400 kali lebih kuat dari morfin. Morfin, Codein, Methadon adalah zat yang digunakan oleh dokter sebagai penghilang sakit yang sangat kuat, misalnya pada opreasi, penderita cancer.

Reaksi dari pemakaian ini sangat cepat yang kemudian menimbulkan perasaan ingin menyendiri untuk menikmati efek rasanya dan pada taraf kecanduan pemakai akan kehilangan percaya diri hingga tak mempunyai keinginan untuk bersosialisasi. Pemakai akan membentuk dunianya sendiri, mereka merasa bahwa lingkungannya menjadi musuh.

2. KOKAIN :


Kokain berupa kristal putih, rasanya sedikit pahit dan lebih mudah larut
Nama jalanan : koka, coke, happy dust, chalie, srepet, snow / salju.
Cara pemakainnya : membagi setumpuk kokain menjadi beberapa bagian berbaris lurus diatas permukaan kaca atau alas yang permukaannya datar kemudian dihirup dengan menggunakan penyedot seperti sedotan atau dengan cara dibakar bersama dengan tembakau. Penggunaan dengan cara dihirup akan beresiko kering dan luka pada sekitar lubang hidung bagian dalam.

Efek pemakain kokain : pemakai akan merasa segar, kehilangan nafsu makan, menambah percaya diri, dan dapat menghilangkan rasa sakit dan lelah.

3. KANABIS :


Nama jalanan : cimeng, ganja, gelek, hasish, marijuana, grass, bhang.

Berasal dari tanaman kanabis sativa atau kanabis indica.

Cara penggunaan : dihisap dengan cara dipadatkan menyerupai rokok atau dengan menggunakan pipa rokok.

Efek rasa dari kanabis tergolong cepat, pemakai cenderung merasa lebih santai, rasa gembira berlebihan ( euphoria ), sering berfantasi / menghayal, aktif berkomunikasi, selera makan tinggi, sensitive, kering pada mulut dan tenggorokan.

4. AMPHETAMINE :


Nama jalanan : seed, meth, crystal, whiz.

Bentuknya ada yang berbentuk bubuk warna putih dan keabuan dan juga tablet.
Cara penggunaan : dengan cara dihirup. Sedangkan yang berbentuk tablet diminum dengan air.

Ada 2 jenis Amphetamine :

a. MDMA ( methylene dioxy methamphetamine )
Nama jalanan : Inex, xtc.
Dikemas dalam bentuk tablet dan capsul.
b. Metamphetamine ice
Nama jalanan : SHABU, SS, ice.

Cara pengunaan dibakar dengan mengunakan alumunium foil dan asapnya dihisap atau dibakar dengan menggunakan botol kaca yang dirancang khusus ( boong ).

5. LSD ( Lysergic Acid ).


Termasuk dalam golongan halusinogen.

Nama jalanan : acid, trips, tabs, kertas.

Bentuk : biasa didapatkan dalam bentuk kertas berukuran kotak kecil sebesar seperempat perangko dalam banyak warna dan gambar. Ada juga yang berbentuk pil dan kapsul.

Cara penggunaan : meletakan LSD pada permukaan lidah, dan bereaksi setelah 30 – 60 menit kemudian, menghilang setelah 8 – 12 jam.

Efek rasa : terjadi halusinasi tempat, warna, dan waktu sehingga timbul obsesi yang sangat indah dan bahkan menyeramkan dan lama – lama menjadikan penggunaanya paranoid.

6. SEDATIF – HIPNOTIK ( BENZODIAZEPIN ) :


Termasuk golongan zat sedative ( obat penenang ) dan hipnotika ( obat tidur ).
Nama jalanan : Benzodiazepin : BK, Dum, Lexo, MG, Rohyp.
Cara pemakaian : dengan diminum, disuntikan, atau dimasukan lewat anus.
Digunakan di bidang medis untuk pengobatan pada pasien yang mengalami kecemasan, kejang, stress, serta sebagai obat tidur.

7. SOLVENT / INHALASI :


Adalah uap gas yang digunakan dengan cara dihirup. Contohnya : Aerosol, Lem, Isi korek api gas, Tiner, Cairan untuk dry cleaning, Uap bensin.

Biasanya digunakan dengan cara coba – coba oleh anak di bawah umur, pada golongan yang kurang mampu.

Efek yang ditimbulkan : pusing, kepala berputar, halusinasi ringan, mual, muntah gangguan fungsi paru, jantung dan hati.

8. ALKOHOL :


Merupakan zat psikoaktif yang sering digunakan manusia
Diperoleh dari proses fermentasi madu, gula, sari buah dan umbi – umbian yang mengahasilkan kadar alkohol tidak lebih dari 15 %, setelah itu dilakukan proses penyulingan sehingga dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi, bahkan 100 %.

Nama jalanan : booze, drink.
Efek yang ditimbulkan : euphoria, bahkan penurunan kesadaran

Thursday, February 17, 2011

Fenilpropanolamin Hidroklorida

Fenilpropanolamin hidroklorida merupakan senyawa adrenergik yaitu adrenomimetik yang berefek campuran yang dapat menimbulkan efek melalui pengaktifan adrenoseptor dan melepaskan katekolamin dari tempat penyimpanan atau menghambat pemasukan katekolamin. Tempat kerja beberapa senyawa adrenomimetik adalah pada ujung saraf simpatetik (Siswandono, 1995).

Fenilpropanolamin hidroklorida mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C9H13NO.HCl, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan dan memiliki berat molekul 187,67. Fenilpropanolamin hidroklorida berupa serbuk hablur putih; bau aromatis lemah, dan dipengaruhi oleh cahaya, mudah larut dalam air dan dalam etanol; tidak larut dalam eter. Dengan titik leleh antara 1910 sampai 1960 (Farmakope IV, 1995).

Berdasarkan struktur molekulnya fenilpropanolamin hidroklorida memiliki gugus kromofor berupa cincin benzen yang mengandung elektron pi (π) terkonjugasi sehingga dapat mengabsorpsi sinar pada panjang gelombang tertentu di daerah UV (200-400 nm), dan memiliki gugus auksokrom pada perpanjangan alkil yaitu –NH2 dan –OH sehingga dapat memberikan nilai serapan (Siswandono, 1995).

Fenilpropanolamin hidroklorida mempunyai spektrum serapan UV dalam pelarut metanol memberikan panjang gelombang maksimum antara 252-264 nm (Florey, 1987).

Fenilpropanolamin hidroklorida merupakan senyawa adrenomimetik. Struktur fenilpropanolamin hidroklorida berhubungan dengan efedrin, merupakan simpatomimetik amin yang mempunyai aktivitas vasopresor sedikit lebih besar dibanding efedrin dengan efek rangsangan susunan syaraf pusat & toksisitas lebih rendah. Obat ini menyebabkan vasokontriksi pada mukosa hidung & mengurangi aliran darah pada daerah yang bengkak karenanya dapat digunakan sebagai dekongestan hidung. Fenilpropanolamin hidroklorida digunakan secara luas sebagai dekongestan hidung, biasanya dikombinasikan dengan analgesik & antihistamin dalam obat anti influenza (Siswandono, 1995; Tjay, 2002).

CTM (Klorfeniramin Maleat)

Klorfeniramin maleat adalah turunan alkilamin yang merupakan antihistamin dengan indeks terapetik (batas keamanan) cukup besar dengan efek samping dan toksisitas yang relatif rendah (Siswandono, 1995).

Klorfeniramin maleat merupakan obat golongan antihistamin penghambat reseptor H1 (AH1) (Siswandono, 1995). Pemasukan gugus klor pada posisi para cincin aromatik feniramin maleat akan meningkatkan aktifitas antihistamin. Berdasarkan struktur molekulnya, memiliki gugus kromofor berupa cincin pirimidin, cincin benzen, dan ikatan –C=C- yang mengandung elektron pi (π) terkonjugasi yang dapat mengabsorpsi sinar pada panjang gelombang tertentu di daerah UV (200-400 nm), sehingga dapat memberikan nilai serapan (Silverstein, 1986;Rohman, 2007).

Spektrum serapan UV klorfeniramin maleat bergantung kepada pelarutnya. Pada suasana netral klorfeniramin maleat memberikan serapan maksimum pada panjang gelombang 261 nm, sedangkan dalam metanol klorfeniramin maleat memberikan serapan maksimum pada panjang gelombang 250-275 nm (Florey, 1983).

Klorfeniramin maleat mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 100,5% C6H19ClN2.C4H4O4, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan dan memiliki berat molekul 390,67. Klorfeniramin maleat berupa serbuk hablur, putih; tidak berbau, larutan mempunyai pH antara 4 dan 5, mudah larut dalam air, larut dalam etanol dan kloroform; sukar larut dalam eter dan dalam benzena (Farmakope IV, 1995).

Mekanisme kerja klorfeniramin maleat adalah sebagai antagonis reseptor H1, klorfeniramin maleat akan menghambat efek histamin pada pembuluh darah, bronkus dan bermacam-macam otot polos; selain itu klorfeniramin maleat dapat merangsang maupun menghambat susunan saraf pusat (Tjay, 2002; Siswandono, 1995).

Klorfeniramin maleat memberikan efek samping walaupun juga bersifat serius dan kadang-kadang hilang bila pengobatan diteruskan. Efek samping yang sering terjadi adalah sedatif, gangguan saluran cerna, mulut kering, kesukaran miksi. Kontraindikasi dari klorfeniramin maleat ini menimbulkan aktivitas antikolinergik yang dapat memperburuk asma bronkial, retensi urin, glaukoma. Klorfeniramin memiliki interaksi dengan alkohol, depresan syaraf pusat, anti kolinergik (IONI, 2001; Tjay, 2002

Uji Rodamin B Pada Makanan

Bahan pewarna makanan terbagi dalam dua kelompok besar yakni pewarna alami dan pewarna buatan. Di Indonesia, peraturan mengenai penggunaan zat pewarna yang diizinkan dan dilarang untuk pangan diatur melalui SK Menteri Kesehatan RI Nomor 722/Menkes/Per/IX/88 mengenai bahan tambahan pangan. Akan tetapi seringkali terjadi penyalahgunaan pemakaian zat pewarna untuk sembarang bahan pangan, misalnya zat pewarna untuk tekstil dan kulit dipakai untuk mewarnai bahan pangan. Hal ini jelas sangat berbahaya bagi kesehatan karena adanya residu logam berat pada zat pewarna tersebut. Timbulnya penyalahgunaan tersebut antara lain disebabkan oleh ketidaktahuan masyarakat mengenai zat pewarna untuk pangan, dan disamping itu harga zat pewarna untuk industry jauh lebih murah dibandingkan dengan harga zat pewarna untuk pangan. Hal ini disebabkan bea masuk zat pewarna untuk bahan pangan jauh lebih tinggi daripada zat pewarna bahan non pangan. Lagipula warna dari zat pewarna tekstil atau kulit biasanya lebih menarik.

Pewarna alami diperoleh dari tanaman ataupun hewan yang berupa pigmen. Beberapa pigmen alami yang banyak terdapat di sekitar kita antara lain: klorofil (terdapat pada daun-daun berwarna hijau), karotenoid (terdapat pada wortel dan sayuran lain berwarna oranye-merah). Umumnya, pigmen-pigmen ini bersifat tidak cukup stabil terhadap panas, cahaya, dan pH tertentu. Walau begitu, pewarna alami umumnya aman dan tidak menimbulkan efek samping bagi tubuh (Anonim, 2008)

Pewarna buatan untuk makanan diperoleh melalui proses sintesis kimia buatan yang mengandalkan bahan-bahan kimia, atau dari bahan yang mengandung pewarna alami melalui ekstraksi secara kimiawi. Beberapa contoh pewarna buatan yaitu :

  • Warna kuning : tartrazin, sunset yellow
  • Warna merah : allura, eritrosin, amaranth.
  • Warna biru : biru berlian

Tabel : Pembagian pewarna sintetis berdasarkan kemudahannya larut dalam air.

No Pewarna Sintetis Warna Mudah larut di air
1 Rhodamin B Merah Tidak
2 Methanil Yellow Kuning Tidak
3 Malachite Green Hijau Tidak
4 Sunset Yelow Kuning Ya
5 Tatrazine Kuning Ya
6 Brilliant Blue Biru Ya
7 Carmoisine Merah Ya
8 Erythrosine Merah Ya
9 Fast Red E Merah Ya
10 Amaranth Merah Ya
11 Indigo Carmine Biru Ya
12 Ponceau 4R Merah Ya

Kelebihan pewarna buatan dibanding pewarna alami adalah dapat menghasilkan warna yang lebih kuat dan stabil meski jumlah pewarna yang digunakan hanya sedikit. Warna yang dihasilkan dari pewarna buatan akan tetap cerah meskipun sudah mengalami proses pengolahan dan pemanasan, sedangkan pewarna alami mudah mengalami degradasi atau pemudaran pada saat diolah dan disimpan. Misalnya kerupuk yang menggunakan pewarna alami, maka warna tersebut akan segera pudar ketika mengalami proses penggorengan (Anonim, 2008).

Proses pembuatan zat warna sintetis biasanya melalui perlakuan pemberian asam sulfat atau asam nitrat yang sering kali terkontaminasi oleh arsen atau logam berat lain yang bersifat racun. Pada pembuatan zat pewarna organic sebelum mencapai produk akhir,harus melalui suatu senyawa antara dulu yang kadang-kadang berbahaya dan sering kali tertinggal dalam hal akhir, atau berbentuk senyawa-senyawa baru yang berbahaya. Untuk zat pewarna yang tidak boleh ada.

Zat warna yang akan digunakan harus menjalani pengujian dan prosedur penggunaannya, yang disebut proses sertifikasi. Proses sertifikasi ini meliputi pengujian kimia, biokimia, toksikologi, dan analisis media terhadap zat warna tersebut.

Apa itu Rhodamin B???

Rhodamin B adalah salah satu zat pewarna sintetis yang biasa digunakan pada industri tekstil dan kertas . Zat ini ditetapkan sebagai zat yang dilarang penggunaannya pada makanan melalui Menteri Kesehatan (Permenkes) No.239/Menkes/Per/V/85. Namun penggunaan Rhodamine dalam makanan masih terdapat di lapangan. Contohnya, BPOM di Makassar berhasil menemukan zat Rhodamine-B pada kerupuk, sambak botol, dan sirup melalui pemeriksaan pada sejumlah sampel makanan dan minuman. Rhodamin B ini juga adalah bahan kimia yang digunakan sebagai bahan pewarna dasar dalam tekstil dan kertas. Pada awalnya zat ini digunakan untuk kegiatan histologi dan sekarang berkembang untuk berbagai keperluan yang berhubungan dengan sifatnya dapat berfluorensi dalam sinar matahari.

Rumus Molekul dari Rhodamin B adalah C28H31N2O3Cl dengan berat molekul sebesar 479.000. Zat yang sangat dilarang penggunaannya dalam makanan ini berbentuk kristal hijau atau serbuk ungu-kemerah – merahan, sangat larut dalam air yang akan menghasilkan warna merah kebiru-biruan dan berfluorensi kuat. Rhodamin B juga merupakan zat yang larut dalam alkohol, HCl, dan NaOH, selain dalam air. Di dalam laboratorium, zat tersebut digunakan sebagai pereaksi untuk identifikasi Pb, Bi, Co, Au, Mg, dan Th dan titik leburnya pada suhu 165⁰C.

Dalam analisis dengan metode destruksi dan metode spektrofometri, didapat informasi bahwa sifat racun yang terdapat dalam Rhodamine B tidak hanya saja disebabkan oleh senyawa organiknya saja tetapi juga oleh senyawa anorganik yang terdapat dalam Rhodamin B itu sendiri, bahkan jika Rhodamin B terkontaminasi oleh senyawa anorganik lain seperti timbaledan arsen ( Subandi ,1999). Dengan terkontaminasinya Rhodamin B dengan kedua unsur tersebut, menjadikan pewarna ini berbahaya jika digunakan dalam makanan.

Di dalam Rhodamin B sendiri terdapat ikatan dengan klorin ( Cl ) yang dimana senyawa klorin ini merupakan senyawa anorganik yang reaktif dan juga berbahaya. Rekasi untuk mengikat ion klorin disebut sebagai sintesis zat warna. Disini dapat digunakan Reaksi Frield- Crafts untuk mensintesis zat warna seperti triarilmetana dan xentana. Rekasi antara ftalat anhidrida dengan resorsinol dengan keberadaan seng klorida menghasilkan fluoresein. Apabila resorsinol diganti dengan N-N-dietilaminofenol, reaksi ini akan menghasilkan rhodamin B.

Selain terdapat ikatan Rhodamin B dengan Klorin terdapat juga ikatan konjugasi. Ikatan konjugasi dari Rhodamin B inilah yang menyebabkan Rhodamin B bewarna merah. Ditemukannya bahaya yang sama antara Rhodamin B dan Klorin membuat adanya kesimpulan bahwa atom Klorin yang ada pada Rhodamin B yang menyebabkan terjadinya efek toksik bila masuk ke dalam tubuh manusia. Atom Cl yang ada sendiri adalah termasuk dalam halogen, dan sifat halogen yang berada dalam senyawa organik akan menyebabkan toksik dan karsinogen.

Beberapa sifat berbahaya dari Rhodamin B seperti menyebabkan iritasi bila terkena mata, menyebabkan kulit iritasi dan kemerahan bila terkena kulit hampir mirip dengan sifat dari Klorin yang seperti disebutkan di atas berikatan dalam struktur Rhodamin B. Penyebab lain senyawa ini begitu berbahaya jika dikonsumsi adalah senyawa tersebut adalah senyawa yang radikal. Senyawa radikal adalah senyawa yang tidak stabil. Dalam struktur Rhodamin kita ketahui mengandung klorin (senyawa halogen), sifat halogen adalah mudah bereaksi atau memiliki reaktivitas yang tinggi maka dengan demikian senyawa tersebut karena merupakan senyawa yang radikal akan berusaha mencapai kestabilan dalam tubuh dengan berikatan dengan senyawa-senyawa dalam tubuh kita sehingga pada akhirnya akan memicu kanker pada manusia.

Klorin sendiri pada suhu ruang berbentuk sebagai gas. Sifat dasar klorin sendiri adalah gas beracun yang menimbulkan iritasi sistem pernafasan. Efek toksik klorin berasal dari kekuatan mengoksidasinya. Bila klorin dihirup pada konsentrasi di atas 30ppm, klorin mulai bereaksi dengan air dan sel-sel yang berubah menjadi asam klorida (HCl) dan asam hipoklorit (HClO). Ketika digunakan pada tingkat tertentu untuk desinfeksi air, meskipun reaksi klorin dengan air sendiri tidak mewakili bahaya utama bagi kesehatan manusia, bahan-bahan lain yang hadir dalam air dapat menghasilkan disinfeksi produk sampingan yang dapat merusak kesehatan manusia. Klorit yang digunakan sebagai bahan disinfektan yang digunakan dalam kolam renang pun berbahaya, jika terkena akan mennyebabkan iritasi pada mata dan kulit manusia.

Ciri makanan yang mengandung Rhodamin B:

1. Warna kelihatan cerah (berwarna-warni), sehingga tampak menarik.

2. Ada sedikit rasa pahit (terutama pada sirop atau limun).

3. Muncul rasa gatal di tenggorokan setelah mengonsumsinya.

4. Baunya tidak alami sesuai makanannya

5. Harganya Murah seperti saus yang cuma dijual Rp. 800 rupiah per botol

Nilai Ambang Batas Penggunaan Formalin.

Formalin adalah nama dagang dari campuran formaldehid, metanol dan air. Formalin yang beredar di pasaran mempunyai kadar formaldehid yang bervariasi, antara 20% – 40%. Formalin sangat mudah larut dalam air. Jika dicampurkan dengan ikan misalnya, formalin dengan mudah terserap oleh daging ikan. Selanjutnya, formalin akan mengeluarkan (dehydrating) isi sel daging ikan, dan menggantikannya dengan formaldehid yang lebih kaku. Akibatnya bentuk ikan mampu bertahan dalam waktu yang lama. Selain itu, karena sifatnya yang mampu membunuh mikroba, daging ikan tidak akan mengalami pembusukan.

Sebenarnya batas toleransi Formaldehida (formalin adalah nama dagang zat ini) yang dapat diterima tubuh manusia dengan aman adalah dalam bentuk air minum, menurut International Programme on Chemical Safety (IPCS), adalah 0,1 mg per liter atau dalam satu hari asupan yang dibolehkan adalah 0,2 mg. Sementara formalin yang boleh masuk ke tubuh dalam bentuk makanan untuk orang dewasa adalah 1,5 mg hingga 14 mg per hari. Berdasarkan standar Eropa, kandungan formalin yang masuk dalam tubuh tidak boleh melebihi 660 ppm (1000 ppm setara 1 mg/liter). Sementara itu, berdasarkan hasil uji klinis, dosis toleransi tubuh manusia pada pemakaian secara terus-menerus (Recommended Dietary Daily Allowances/RDDA) untuk formalin sebesar 0,2 miligram per kilogram berat badan. Misalnya berat badan seseorang 50 kilogram, maka tubuh orang tersebut masih bisa mentoleransi sebesar 50 dikali 0,2 yaitu 10 miligram formalin secara terus-menerus. Sedangkan standar United State Environmental Protection Agency/USEPA untuk batas toleransi formalin di udara, tercatat sebatas 0.016 ppm. Sedangkan untuk pasta gigi dan produk shampo menurut peraturan pemerintah di negara-negara Uni Eropa (EU Cosmetic Directive) dan ASEAN (ASEAN Cosmetic Directive) memperbolehkan penggunaan formaldehida di dalam pasta gigi sebesar 0.1 % dan untuk produk shampoo dan sabun masing-masing sebesar 0.2 %. Peraturan ini sejalan dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan makanan (BPOM) di Indonesia (Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat & Makanan RI No HK.00.05.4.1745, Lampiran III “Daftar zat pengawet yang diizinkan digunakan dalam Kosmetik dengan persyaratan…” no 38 : Formaldehid dan paraformaldehid) (Fahruddin 2007)

Walaupun daya awetnya sangat luar biasa, formalin dilarang digunakan pada makanan. Di Indonesia, beberapa undang-undang yang melarang penggunaan formalin sebagai pengawet makanan adalah Peraturan Menteri Kesehatan No 722/1988, Peraturan Menteri Kesehatan No. 1168/Menkes/PER/X/1999, UU No 7/1996 tentang Pangan dan UU No 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen (Paisal 2007).

Efek Formalin Pada Manusia

Formaldehida merupakan senyawa yang terdapat pada formalin. Karena resin formaldehida dipakai dalam bahan konstruksi seperti kayu lapis/tripleks, karpet, dan busa semprot dan isolasi, serta karena resin ini melepaskan formaldehida pelan-pelan, formaldehida merupakan salah satu polutan dalam ruangan yang sering ditemukan. Apabila kadar di udara lebih dari 0.1 mg/kg, formaldehida yang terhisap bisa menyebabkan iritasi kepala dan membran mukosa, yang menyebabkan keluar air mata, pusing, teggorokan serasa terbakar, serta kegerahan.

Kalau terpapar formaldehida dalam jumlah banyak, misalnya terminum, bisa menyebabkan kematian. Dalam tubuh manusia, formaldehida dikonversi jadi asam format yang meningkatkan keasaman darah, tarikan nafas menjadi pendek dan sering, hipotermia, juga koma, atau sampai kepada kematiannya.

Di dalam tubuh, formaldehida bisa menimbulkan terikatnya DNA protein, sehingga mengganggu ekspresi genetik yang normal. Binatang percobaan yang menghisap formaldehida terus-terusan terserang kanker dalam hidung dan tenggorokannya, sama juga dengan yang dialami oleh para pegawai pemotongan papan artikel. Tapi, ada studi yang menunjukkan apabila formaldehida dalam kadar yang lebih sedikit, seperti yang digunakan dalam bangunan, tidak menimbulkan pengaruh karsinogenik terhadap makhluk hidup yang terpapar zat tersebut.

Pertolongan pertama bila terjadi keracunan akut
Pertolongan tergantung pada konsentrasi cairan dan gejala yang dialami korban. Sebelum ke rumah sakit, berikan arang aktif (norit) bila tersedia. Jangan melakukan rangsangan agar korban muntah, karena akan menimbulkan resiko trauma korosif pada saluran cerna atas. Di rumah sakit biasanya tim medis akan melakukan bilas lambung (gastric lavage), memberikan arang aktif (walaupun pemberian arang aktif akan mengganggu penglihatan pada saat endoskopi). Endoskopi adalah tindakan untuk mendiagnosis terjadinya trauma esofagus dan saluran cerna. Untuk meningkatkan eliminasi formalin dari tubuh dapat dilakukan hemodyalisis (cuci darah). Tindakan ini diperlukan bila korban menunjukkan tanda-tanda asidosis metabolik berat.

Formalin Pada Makanan

Berikut ini terdapat beberapa ciri penggunaan formalin, walaupun tidak terlampau khas untuk mengenali pangan berformalin, namun dapat membantu membedakannya dari pangan tanpa formalin.

Ciri-ciri mi basah yang mengandung formalin:
* Tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10 derajat Celsius)
* Bau agak menyengat, bau formalin
* Tidak lengket dan mie lebih mengkilap dibandingkan mie normal

Ciri-ciri tahu yang mengandung formalin:
* dak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (25 derajat Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10 derajat Celsius)
* Tahu terlampau keras, namun tidak padat
* Bau agak mengengat, bau formalin (dengan kandungan formalin 0.5-1ppm)

Ciri-ciri baso yang mengandung formalin:
* Tidak rusak sampai lima hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius)
* Teksturnya sangat kenyal

Ciri-ciri ikan segar yang mengandung formalin:
* Tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius)
* Warna insang merah tua dan tidak cemerlang, bukan merah segar dan warna daging ikan putih bersih
* Bau menyengat, bau formalin

Ciri-ciri ikan asin yang mengandung formalin:
* Tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius)
* Bersih cerah
* Tidak berbau khas ikan asin

Menurut Syamsiah (2003 : 45) bagian rimpang lengkuas mengandung atsiri 1%, kamfer, sineol minyak terbang, eugenol, seskuiterpen, pinen kaemferida, galangan, galangol, kristal kuning dan asam metil sinamat. Minyak atsiri yang dikandungnya antara lain galangol, galangin, alpinen, kamfer, dan methyl-cinnamate. Zat-Zat kimia seperti fenol dalam minyak atsiri dalam rimpang lengkuas (Lenguas galanga l.) efektif digunakan sebagai pengganti formalin. Selain itu, tanaman tersebut mudah dibudidayakan dan untuk mendapatkannya tidak dibutuhkan biaya yang mahal. Maka dari itu, penulis merancang penelitian yang berjudul “Pemanfaatan Lengkuas (Lenguas galanga l.) sebagai Bahan Pengawet Pengganti Formalin

Pembuatan Monosodium Glutamat (MSG)

MSG dibuat melalui proses fermentasi dari tetes-gula (molases) oleh bakteri (Brevibacterium lactofermentum). Dalam peroses fermentasi ini, pertama-tama akan dihasilkan Asam Glutamat. Asam Glutamat yang terjadi dari proses fermentasi ini, kemudian ditambah soda (Sodium Carbonate), sehingga akan terbentuk Monosodium Glutamat (MSG). MSG yang terjadi ini, kemudian dimurnikan dan dikristalisasi, sehingga merupakan serbuk kristal-murni, yang siap di jual di pasar.

  1. MSG dibuat melalui proses fermentasi dari tetes-gula (molases) oleh bakteri (Brevibacterium lactofermentum). Dalam peroses fermentasi ini, pertama-tama akan dihasilkan Asam Glutamat. Asam Glutamat yang terjadi dari proses fermentasi ini, kemudian ditambah soda (Sodium Carbonate), sehingga akan terbentuk Monosodium Glutamat (MSG). MSG yang terjadi ini, kemudian dimurnikan dan dikristalisasi, sehingga merupakan serbuk kristal-murni, yang siap di jual di pasar.
  2. SEBELUM bakteri (pada Butir 1) tersebut digunakan untuk proses fermentasi pembuatan MSG, maka terlebih dahulu bakteri tersebut harus diperbanyak (dalam istilah mikrobiologi: dibiakkan atau dikultur) dalam suatu media yang disebut Bactosoytone. Proses pada Butir 2 ini dikenal sebagai proses pembiakan bakteri, dan terpisah sama-sekali (baik ruang maupun waktu) dengan proses pada Butir 1. Setelah bakteri itu tumbuh dan berbiak, maka kemudian bakteri tersebut diambil untuk digunakan sebagai agen-biologik pada proses fermentasi membuat MSG (Proses pada Butir 1).
  3. Bactosoytone sebagai media pertumbuhan bakteri, dibuat tersendiri (oleh Difco Company di AS), dengan cara hidrolisis-enzimatik dari protein kedelai (Soyprotein). Dalam bahasa yang sederhana, protein-kedelai dipecah dengan bantuan enzim sehingga menghasilkan peptida rantai pendek (pepton) yang dinamakan Bactosoytone itu. Enzim yang dipakai pada proses hidrolisis inilah yang disebut Porcine, dan enzim inilah yang diisolasi dari pankreas-babi.
  4. Perlu dijelaskan disini bahwa, enzim Porcine yang digunakan dalam proses pembuatan media Bactosoytone, hanya berfungsi sebagai katalis, artinya enzim tersebut hanya mempengaruhi kecepatan reaksi hidrolisis dari protein kedelai menjadi Bactosoytone, TANPA ikut masuk ke dalam struktur molekul Bactosoytone itu. Jadi Bactosoytone yang diproduksi dari proses hidrolisis-enzimatik itu, JELAS BEBAS dari unsur-unsur babi!!!, selain karena produk Bactosoytone yang terjadi itu mengalami proses “clarification” sebelum dipakai sebagai media pertumbuhan, juga karena memang unsur enzim Porcine ini tidak masuk dalam struktur molekul Bactosoytone, karena Porcine hanya sebagai katalis saja
  5. Proses clarification yang dimaksud adalah pemisahan enzim Porcine dari Bactosoytone yang terjadi. Proses ini dilakukan dengan cara pemanasan 160oF selama sekurang-kurangnya 5 jam, kemudian dilakukan filtrasi, untuk memisahkan enzim Porcine dari produk Bactosoytone-nya. Filtrat yang sudah bersih ini kemudian diuapkan, dan Bactosoytone yang terjadi diambil.
  6. Perlu dijelaskan disini, bahwa proses pembuatan Media Bactosoytone ini merupakan proses yang terpisah sama sekali dengan proses pembuatan MSG. Media Bactosoytone merupakan suatu media pertumbuhan bakteri, dan dijual di pasar, tidak saja untuk bakteri pembuat MSG, tetapi juga untuk bakteri-bakteri lainnya yang digunakan untuk keperluan pembuatan produk biotek-industri lainnya.
  7. Catatan: nama Bactosoytone merupakan nama dagang, yang dapat diurai sebagai berikut: Bacto adalah nama dagang dari Pabrik pembuatnya (Difco Co); Soy dari asal kata soybean:kedelai, tone, singkatan dari peptone; jadi Bactosoyton artinya pepton kedelai yang dibuat oleh pabrik Difco.
  8. Setelah bakteri tersebut ditumbuhkan pada Media bactosoytone, kemudian dipindahkan ke Media Cair Starter. Media ini sama sekali tidak mengandung bactosoytone. Pada Media Cair Starter ini bakteri berbiak dan tumbuh secara cepat.
  9. Kemudian, bakteri yang telah berbiak ini dimasukkan ke Media Cair Produksi, dimana bakteri ini mulai memproduksi asam glutamat; yang kemudian diubah menjadi MSG. Media Cair Produksi ini juga tidak mengandung bactosoytone.

10. Perlu dijelaskan disini bahwa bakteri penghasil MSG adalah Brevibacterium lactofermentum atau Corynebacterium glutamicum, adalah bakteri yang hidup dan berkembang pada media air. Jadi bakteri itu termasuk aqueous microorganisms.

11. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal POM di Jakarta menunjukkan bahwa:
Bactosoytone tidak terkontaminasi (tidak tercampur) dengan Lemak babi (data Analisis Gas Chromatography); Protein babi (data Analisis HPLC), maupun DNA-babi (data Analisis PCR). MSG tidak terkontaminasi (tidak tercampur) dengan: Lemak babi (data Analisis Gas Chromatography); Protein babi (data Analisis HPLC), maupun DNA babi (data Analisis PCR).

12. Hasil Analisis yang dilakukan di Jepang (Kyoto University) juga menunjukkan bahwa baik MSG maupun Bactosoytone tidak terkontaminasi oleh enzim babi.

Praktikum Identifikasi Formalin

Identifikasi Fomalin (Menurut Farmakope Edisi III)

Encerkan 1 ml dengan air secukupnya hingga 1000,0 ml.Pada 10 ml tambahkan 2 ml larutan segar fennilhidrazina hidroklorida P 1 % b/v, 1 ml larutan kalium heksasianoferat (III) P dan 5ml asam klorida P,Terjadi warna merah terang .Kemudian Uapkan diatas penanggas air ;tertinggal sisa amorf putih.

Metode untuk praktikum :

Pada praktik dilakukan dua kali proses pembuatan larutan, yaitu proses pembuatan larutan standar dan larutan uji. Sebelum memulai, terlebih dahuli dibuat larutan standar sebagai standar atau acuan perhitungan formalin pada sampel. Pertama-tama formalin atau formaldehida 37 % diambil sebanyak 0,0270 ml, kemudian ditambahkan dengan aquades sebanyak 500 ml atau 20 ppm, untuk selanjutnya dibuat delapan konsentrasi yaitu (0;0,05;0;0,1;0,5;0,75;1;1,5;2) ppm. Kemudian ditambahkan asam kromatofat sebanyak 5 ml pada tiap konsenrasi di dalam tabung reaksi. Setelah itu dipanaskan selama 30 menit, dan setelah itu terbentuklah larutan standar.

Proses pembuatan larutan uji dimulai dengan sampel sebanyak 20 gram dihomogenkan dengan aquades, kemudian dipanaskan dan setelah mendidih disaring dengan kertas saring, diambil filtrat sebanyak 2 ml dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Ditambahkan juga asam kromatofat sebanyak 5 ml setelah itu dipanaskan selama 20 menit dan diukur absorbansinya dengan spektrofotometer.

Nilai absorbansi yang telah diperoleh nantinya akan dihubungkan dengan metode regresi linear, terhadap nilai pada larutan standar pada tiap kosentrasi untuk mendapatkan nilai konsentrasi (ppm) pada sampel. Untuk lebih jelasnya mengenai metode kerja pembuatan larutan standar dan larutan uji dapat dilihat pada diagram alir berikut.

Formaldehida dengan HPLC

EPA telah menerbitkan metode menggunakan dinitrofenilhidrazin (DNPH) derivatization diikuti dengan kromatografi cair (LC). Baik metode GC dan LC dapat diterapkan ke aldehida lain, sedangkan metode-LC DNPH juga berlaku untuk keton juga. Metode EPA telah diterbitkan untuk air dan limbah ( Formaldehida, EPA 8315A ) dan udara (EPA KE-5 dan TO-11). California Air Resources Board 430 Metode dan EPA-5 menggunakan impingers ATAS untuk sampling udara, sedangkan KE-11 menggunakan gel silika dilapisi tube dengan DNPH.

Obat Kimia dan Obat Herbal

dr. Amarullah Siregar, DiHom., DNMed., M.Sc, PhD., mengatakan bahwa obat herbal memiliki kemampuan untuk memperbaiki keseluruhan sistem tubuh. Kemampuan kerja obat herbal dalam lingkup sel dan molekuler adalah penyebabnya. Adapun obat kimia dalam cara kerjanya hanya memperbaiki beberapa fungsi sistem tubuh.

Pendapat lain dari ahli Biologi Universitas Indonesia yaitu, Dr. Susiani Purbaningsih DEA, adalah bahwa obat herbal tidak seperti obat kimia, efek samping yang ditimbulkan karena pengobatan herbal, kalaupun ada, sangatlah kecil


Herbal Tips
Untuk memperoleh hasil yang diharapkan, obat herbal harus disiapkan dan digunakan dengan cara yang tepat. Berikut adalah tips-tips dari Dr. Susiani di dalam penggunaan obat herbal:

1. Mengenali tumbuhan obat
Tumbuhan obat harus dikenali baik-baik oleh karena ada tumbuhan yang memiliki ciri serupa, namun khasiat berbeda. Misalnya, 3 jenis kunyit putih masing-masing memberikan 3 khasiat berbeda.

2. Memelihara bahan mentah obat herbal
Bahan mentah obat herbal harus bebas polusi dan lebih baik dipelihara secara organik, tidak menggunakan bahan kimia yang dapat menumpuk di dalam bahan mentah.

3. Panen pada saat yang tepat
Tumbuhan obat dipanen pada saat yang tepat, yaitu saat senyawa berkhasiat sudah terbentuk dan belum terdegradasi alami oleh tumbuhannya.

4. Menyiapkan obat herbal
Obat herbal disiapkan melalui proses pencucian terjamin dan proses pengeringan harus baik (dalam temperatur rendah).

5. Mengenali kebutuhan tubuh
Konsumsi obat herbal dalam jumlah yang tepat (sesuai dengan kebutuhan tubuh) sehingga efek samping terhindarkan.

Kelebihan Yang Dimiliki Obat Herbal :

a. Tidak ada efek samping jika digunakan pada dosis normal.
Hal ini terjadi karena obat herbal tersusun oleh bahan-bahan organik yang kompleks. Dengan kata lain obat herbal dapat dianggap sebagai makanan yang berarti bahan yang dikonsumsi guna memperbaiki organ atau sistem yang rusak. Kelebihan obat herbal yang digunakan tentu menyebabkan efek samping seperti halnya kelebihan makanan. Sebagai hasilnya, sebagai kuncinya, dosis yang dianjurkan untuk penggunaan herbal adalah dosis tradisional dan sedikit dikurangkan.

b. Efektif, bahkan untuk penyakit yang sulit diobati secara medis.
Berdasarkan pengalaman turun-temurun yang tertulis maupun lisan, dan kemudian dipelajari dari berbagai aspek seperti botani, kimia dan farmakologi. Pendekatan dalam penggunaan herbal ditekankan pad aspek farmakologi yang merupakan fungsi herbal tersebut dalam proses pengobatan.

c. Harga murah dan dapat ditanam sendiri.
Terutama jika kita dapat menanam sendiri dengan membuat tanaman obat keluarga (TOGA) yang meliputi tanaman untuk pengobatan dan pemeliharaan kesehatan. Harga Akan meningkat jika obat herbal itu diperoleh dalam bentuk simplisia yang dikeringkan. Akan meningkat lagi jika dikonsumsi dalam bentuk the atau kapsul. Bahkan akan menjadi cukup tinggi jika dalam bentuk ekstrak.

d. Aplikasinya lebih sederhana.
Jika diagnosa sudah jelas maka pengobatan dapat dilakukan di rumah dengan bantuan anggota keluarga yang lain. Bantuan dokter dibutuhkan untuk diagnosis yang benar berdasarkan data laboratorium. Rekomendasi terapi dapat diberikan oleh dokter yang juga herbalis, tetapi perawatannya bisa di rumah oleh anggota keluarga.


Kelemahan Obat - Obatan Kimiawi


a. Efek samping.
Terdapat efek samping dari obat kimia yang bisa berupa efek samping langsung maupun tidak langsung atau terakumulasi. Hal ini terjadi karena bahan kimia bersifat anorganik dan murni sementara tubuh bersifat organik dan kompleks. Maka bahan kimia bukan bahan yang benar-benar cocok untuk tubuh.
Penggunaan bahan kimia pada tubuh dianggap sebagai sesuatu yang tidak terhindarkan dan digunakan secara terbatas yang dapat diterima dan ditoleransi oleh tubuh.

b. Sering kurang efektif untuk penyekit tertentu.
Beberpa penyakit memang belum ada obatnya, obat yang ada hanya bersifat simptomatik dan harus diminum seumur hidup. Beberapa penyakit belum diketahui penyebabnya. Banyak pasien secara rutin pergi ke dokter tanpa perbaikan yang signifikan bahkan semakin buruk keadaannya.

c. Harga yang mahal karena faktor impor.
Hampir semua obat kimia yang kita gunakan berasal dari luar. Hal ini terjadi karena untuk menghasilkan obat kita membutuhkan teknologi tinggi, biasa investasi yang tinggi dan waktu penelitian yang lama. Alasan lain dai impor obat adalah perlunya kepercayaan atas produsen obat. Sampai saat ini kepercayaan terutama ada pada beberapa negara yang dikenal produsen obat. Bahan mahal yang diipor terdiri dari obat jadi, bahan baku obat, bahan pengemas obat, teknologi, peralatan dan mesin-mesin, tenaga ahli dan tenaga terampil. Tingginya harga terjadi karena impor menggunakan mata uang asing yang berfluktuasi sesuai kurs dan juga membuat ketersediaan tidak menentu.

Wednesday, February 16, 2011

Cara Pembuatan Lem Putih

Dalam pasaran lem putih bisa dikemas dalam botol plastic, namun yang paling banyak adalak dalam kemasan kantong plastic.


Bahan dan Formula

Formula lem putih Basis berat :
Polyvynil Acetat ( PVAC ) 55 % solid.......... 29,1 %
Polyvynil Alkohol ( PVA )................................ 3,6 %
Dextrin......................................................... ... 10,9 %
Resol 65 %....................................................... 25,5 %
Air ....................................................................30,9 %


Cara pembuatan

- Campurkan air dan dextrin secara perlahan
- Panaskan sambil dilakukan pengadukan secara kontinyu sampai suhu 70 °C
- Suhu agar benar-benar dijaga pada suhu reaksi 50 - 60 C
- Setelah mencapai suhu reaksi tambahkan dengan sebagian air
- Masukkan PVA secara bertahap dan diaduk. PVA sukar larut
- Apabila larutan telah tercampur sempurna, tambahkan air sisa
- Dan tambahkan juga Resol 65 %

Cara Pembuatan Pembersih Kaca

Bahan dan formula

Formula pembersih kaca berbasis prosentase berat :

IPA ( Iso Propil Alkohol ).....................................20,0 %
Methanol..............................................................0,1 %
NH4OH ( Ammonium Hidroksida ).......................0,1 %
Emal.....................................................................0,1 %
Parfum sesuai selera
Pewarna sesuai selera
Sisanya adalah air sampai....................................100 %.

Cara Pembuatan

- Campur dan larutkan Emal secara perlahan-lahan dalam 1/10 air yang digunakan
- pengadukan benar-benar perlahan jangan timbul busa, lakukan sampai benar-benar merata
- setelah merata tambahkan NH4OH, Methanol dan IPA secara perlahan
- Setelah semuanya larut tambahkan sisa air sampai habis
- Masukkan pewarna dan parfum sesuai selera
- Masukkan dalam kemasan plastic atau botol.

Cara Pembuatan Softener (Pelembut Pakaian)

Komposisi membuat softener:
  1. Softener flake 50 g
  2. Air panas 1000 cc
  3. Air dingin 500 cc
  4. Fisative/pengikat 5 cc seperti gliserin atau yang lain
  5. Parfum (ekstrak) 5 cc
  6. Alkohol 5 cc
Cara membuat :

Tahap I :
  1. Ambil 1000 cc air masukan ke dalam panci dan panaskan sampai mendidih, masuk softener flax 50 g kedalam air mendidih tersebut.
  2. Kecilkan apinya, aduk camuran diatas sampai homogen(larut), angkat pangi dari pemanas, tambahkan air dingin 500 cc., biarkan gampuran tersebut dingin.
Tahap 2 :
  1. Ambil gelas masukkan fisative 5 cc + alkohol 5 cc+ Parfum 5 cc campur sampai merata
Tahap 3 :
Campurkan hasil tahap 1 dan tahap 2 aduk sampai merata

Cara Pembuatan Sabun Transparan

Komposisi pembuatan sabun transparan:

1. Minyak kelapa 100 ml

2. NaOH Farmasetis

3. Asam stearat

4. Alkohol 70% 80 ml

5. Gliserin secukupnya

6. TEA

7. Parfum secukupnya

8. Pewarna secukupnya

9. Air

Peralatan yang dibutuhkan : Wadah, pengaduk kayu, kompor dan termometer ( Rp. 20.000an aja )

Cara Membuat Sabun mandi Transparan:

1. 100 ml tuangkan ke wadah dan dipanaskan

2. NaOH secukupnya + 50 ml air

3. (1) + (20) aduk rata suhu tetap stabil ( sekitar 15 menit )

4. Asam stearat dilelehkan dengan wadah ditutup

5. (3) + (4) aduk rata hingga homogen

6. (5) + alkohol aduk rata

7. (6) + TEA aduk rata

8. (7) + Gliserin aduk rata dengan tetap dipanaskan selama sekitar 5menit, setelah jernih diangkat dan

diamkan agak dingin.

9. (8) + Pewarna secukupnya

10. (9) + Parfum secukupnya

11. Tuangkan ke dalam cetakan, diamkan semalam, sabun akan mengeras dengan sendirinya

12. Angkat dari cetakan atau dengan membalikkan cetakan, sabun akan terlepas dan siap dikemas

Catatan:

Hasil sabun PH sekitar 9 ( Standar PH 8-10) atau untuk menurunkan PH dengan menambahkan asam stearat, tektur sabun halus, busanya banyak, tingkat kekerasannya standar seperti sabun pada umumnya.

Untuk cetakan sabun kita bisa menggunakan cetakannya agar-agar atau kita membuat cetakan sendiri ataupun pesan cetakan sabun pada yang ahlinya dengan cetakan yang unik.

Cara Pembuatan Sampo Anti Ketombe

Analisa bahan sampo anti ketombe adalah semua bahan-bahan yang dipakai standard kosmetik dan aman. Untuk itu akan kami bahas masing-masing bahan dari segi fungsinya. Kami akan membatasi beberapa bahan saja, karena bahan yang lain sudah di bahas pada artikel sampo hotel.

1. Pearl concentrate berfungsi untuk menambah keindahan sampo ( sampo mutiara.

2. Zinc pyrithione berfungi untuk mencegah dan menghilangkan ketombe atau menggunakan ketoconazole, asam salisilat, selenium sulfida dll.

Komposisi sampo anti ketombe

1. Sodium Chloride 40 gr

2. Ultra SLES

3. Foam Booter C-KD secukupnya

4. Lexaine-C secukupnya

5. Polyquat

6. Zinc Pyrithione

7. Trilon

8. Carboxylic Acid

9. Pearl concentrate

10. Lexgard 2,2 cc

11. Pewarna secukupnya

12. Parfum secukupnya

13. Aquadest

Peralatan yang dibutuhkan : wadah, pengaduk dan takaran.

Prosedur pembuatannya:

1. Sodium chloride 20 gr + Ultra SLESS aduk rata sampai putih

2. ( 1 ) + 3/4 dari aquadest sedikit demi sedikit aduk rata

3. ( 2 ) + Foam booster C-KD aduk rata

4. Lexaine C + Polyquat aduk rata di wadah lain

5. ( 3 ) + ( 4 ) aduk rata

6. ( 5 ) + Pearl concentrate aduk rata

7. ( 6 ) + Zinc pyrithione aduk rata

8. ( 7 ) + Lexgard P aduk rata

9. Carboxylic acid + Aquadest aduk rata

10. ( 6 ) + ( 7 ) aduk rata

11. Trilon + sisa aquadest aduk rata + sisa sodium chloride aduk rata

12. ( 8 ) + ( 9 ) sedikit demi sedikit aduk rata

13. ( 10 ) + Pewarna aduk rata

14. ( 13 ) + Parfum secukupnya aduk rata

15. Diamkan beberapa jam dan siap dikemas

Sebagian sumber di ambil dari Agoes Ramdhanie

Cara Pembuatan Sampo Mobil

Komposisi sampoo mobil busa warna

  1. Texapon 1kg
  2. Sodium sulfat secukupnya
  3. Camperlan secukupnya
  4. Gliserin secukupnya
  5. EDTA 20 gram
  6. propilin glikol secukupnya
  7. Parfum secukupnya
  8. Pewarna khusus
  9. Air 10 liter
  10. Siap di kemas

Alat yang dibutuhkan : Ember, Gelas ukur plastik (literan), Gelas ukur kaca (cc), pengaduk kayu.

Cara Membuat sampoo mobil :

  1. Texapon + sodium sulfat diaduk sampai memutih
  2. (1) + beri air sedikit demi sedikit sampai 6 liter
  3. (2) + camperlan aduk sampai mengental
  4. (3) + tambahkan lagi air 2 liter aduk sampai homogen
  5. (4) + sodium sulfat aduk rata
  6. (5) + Gliserin aduk rata
  7. (6) + (EDTA larutkan dalam 100 ml) aduk rata
  8. (7) + air 1,9 liter aduk rata
  9. (8) + Pewarna khusus aduk rata
  10. (9) + ( Parfum + Propilin glikol) aduk rata
  11. Diamkan beberapa saat & siap dikemas

***

Komposisi sampoo mobil biasa

  1. Texapon 1kg

  2. Sejenis garam tertentu
  3. Fisative
  4. Parfum
  5. Pewarna
  6. Air

Alat yang dibutuhkan : Ember, Gelas ukur plastik (literan), Gelas ukur kaca (cc), pengaduk kayu.

Cara Membuat sampoo mobil :

  1. Texapon + Sejenis garam diaduk sampai memutih

  2. (1) + beri air sedikit demi sedikit sampai 6 liter

  3. (2) + Sejenis garam aduk sampai mengental

  4. (3) + tambahkan lagi air 2 liter aduk sampai homogen

  5. (4) + Sejenis garam aduk rata

  6. (5) + sisa air aduk rata

  7. (6) + Pewarna aduk rata

  8. (7) + ( Parfum + Fisative) aduk rata

  9. Diamkan beberapa saat dan siap dikemas

DOWNLOAD KISI-KISI UJIAN NASIONAL 2018 SMP/MTS SMA/MA/ SMK/MAK

Berbeda dengan tahun sebelumnya, untuk pertama kalinya pemerintah lebih awal merilis dan mempublikasikan Kisi-kisi untuk Ujian Nasional tahu...