Menristekdikti Prof Muh Nasir PhD Akt menegaskan kembali kalau nilai Ujian Nasional (UN) siswa SMA sederajat tahun 2016 ini akan menjadi salah satu komponen dalam penilaian Seleksi Nasionaol Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2016. Kebijakan ini baru pertama kalinya dilakukan sebagai salah satu cara memotivasi siswa agar serius dalam mengerjakan UN.
Tahun tahun sebelumnya UN hanya menjadi pertimbangan pada SNMPTN, tetapi tahun ini masuk menjadi komponen penilaian SNMPTN. Selain itu persoalan indeks integritas siswa atau sekolah akan dijadikan acuan penting dalam penentuan kuota SNMPTN tahun depan.
"Kalau dalam evaluasi nantinya banyak terjadi kecurangan nilai rapor siswa SMA sederajat saat mendaftar SNMPTN 2016 ini, maka tahun depan kuota SNMPTN akan diturunkan lagi dibanding sekarang, tetapi kalau nilai indeks integritas lewat rapor dan UN tinggi maka ada kemungkinan kuota SNMPTN tahun depan naik lagi" ujar Menristekdikti.
Menteri mengakui kalau tahun-tahun lalu banyak sekolah menengah yang tidak jujur atau nilai indeks integritasnya rendah. Sehingga wajar kalau kalangan perguruan tinggi lebih suka bentuk seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN) dibanding SNMPTN sebagai cara masuk PTN. Karena lewat tes SBMPTN sangat sangat kecil peserta tidak jujur. Sementara SNMPTN merupakan seleksi tanpa tes dan hanya berdasarkan rapor sem 1 sd 5 saat di SMA sederajat dan banyak sekolah yang tidak jujur dengan nilai tersebut.
Namun menteri juga tidak serta merta lalu menghapus SNMPTN tahun 2017 mendatang jika pada SNMPTN tahun ini nantinya ditemukan banyak SMA yang curang.
No comments:
Post a Comment